
OLEH
WIJI
SULASTRY (05.11.016)
AKADEMI
KEBIDANAN
TUNAS
HARAPAN BANGSA PALEMBANG
TAHUN
2013/2014
Puji
syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini membahas
tentang “PEMERIKSAAN DALAM (VAGINAL TOUCHER)” agar mahasiswa dapat memahaminya.
Penulis
mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Askeb II Kebidanan
yang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih belum sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan
saran dari semua pihak demi perbaikan pembuatan makalah selanjutnya.
Semoga
makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Akhir
kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa
memberikan kelancaran dan kemudahan bagi kita semua.
Palembang, Maret 2014
Penulis
Persalinan adalah proses pengeluaran
hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar
kandungan melalui jalan lahir dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan
sendiri).
Tingkat kesejahteraan suatu bangsa
ditentukan dengan seberapa jauh pelayanan di masyarakat. Oleh karena itu, angka
kematian tinggi rendahnya ditentukan oleh pelayanan kesehatan yang memadai.
Pada saat memberikan asuhan kepada
ibu bersalin, penolong harus selalu waspada terhadap kemungkinan timbulnya
masalah atau penyulit. Selama anamnesis dan pemeriksaan fisik, tetap waspada
terhadap indikasi-indikasi yang kemungkinan akan timbul.
Kematian dan kesakitan ibu di
Indonesia masih merupakan masalah yang belum dapat terselesaikan hingga saat
ini. Salah satu tindakan yang di lakukan oleh seorang bidan dalam kala II
adalah melakukan Vaginal Toucher (Periksa Dalam) dimana tindakan ini sangat
penting di lakukan untuk memantau keadaan ibu berserta janinnya.Serta
memastikan proses persalinan akan berlangsung aman dan lancar.
1.2.1 Bagi penulis
Dapat menambah wawasan ilmu
pengetahuan dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
1.2.2 Bagi pembaca
Sebagai bahan bacaan dan menambah
pengetahuan tentang pelayanan kesehatan yang bermutu dan sesuai dengan
standard.
TINJAUAN TEORI
Memasukkan tangan ke dalam jalan lahir ibu bersalin untuk
memantau perkembangan proses persalinan atau lazim disebut VT (vaginal toucher
atau vaginal tousse atau periksa dalam dan sejenisnya) bukanlah sesuatu yang
mudah. Selain perlu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, tetapi juga butuh
perasaan. Karena jari pemeriksa masuk, maka jari itu tidak boleh dikeluarkan
sebelum pemeriksaan dalam selesai.
1.
Untuk menentukan apakah pasien sudah
sungguh-sungguh in partu atau belum.
2.
Untuk menentukan keadaan yang menjadi tolak
ukur dari rencana pimpinan persalinan. Misalnya: Seorang primigravida masuk
dengan pembukaan 4cm, maka pembukaan lengkap diharapkan sesudah 6 jam.
3.
Untuk menentukan ramalan persalinan dengan
lebih tepat.
4.
Pada saat inpartu digunakan untuk menilai apakah
kemajuan proses persalinan sesuai dengan yang diharapkan.
5.
Sebagai bagian dalam menegakkan diagnosa
kehamilan muda.
A. Indikasi vaginal
toucher pada kasus kehamilan atau persalinan:
1. Ketuban
pecah sedangkan bagian depan masih tinggi.
Kejadian
ini mungkin menyebabkan tali pusat menumbung yang harus secepat-cepatnya
didiagnosa, maka karena itu diperiksa dengan vaginal toucher (pemeriksaan
dalam).
2. Kita
mengharapkan pembukaan lengkap.
Pada
keadaan ini kita melakukan pemeriksaan dalam untuk mengetahui apakah persalinan
maju menurut rencana waktu dan kalau memang sudah terdapat pembukaan yang
lengkap, pimpinan persalinan berubah misalnya pasien diizinkan dan dipimpin
untuk mengejan.
3. Bila
ada indikasi untuk menyelesaikan persalinan misalnya: Karena ibu kurang baik
atau keadaan anak yang kurang baik. Untuk menentukan caranya menyelesaikan
persalinan perlu melakukan pemeriksaan dalam terlebih dahulu.
4. Pada
saat masuk kamar bersalin dilakukan untuk menentukan fase persalinan dan
diagnosa letak janin.
5. Pada
saat ketuban pecah digunakan untuk menentukan ada tidaknya prolapsus bagian
kecil janin atau talipusat.
6. Pada
primigravida dengan usia kehamilan lebih dari 37 minggu digunakan untuk
melakukan evaluasi kapasitas panggul (pelvimetri klinik) dan menentukan apakah
ada kelainan pada jalan lahir yang diperkirakan akan dapat mengganggu jalannya
proses persalinan pervaginam.
B.
Kontraindikasi : Perdarahan, Hymen
intake, Infeksi vagina, Perdarahan, Plasenta previa, Ketuban pecah dini,
Persalinan preterm.
A.
Hal-hal yang harus diperhatikan sebelum
melakukan periksa dalam :
1. Cuci
tangan dengan sabun dan air bersih mengalir, kemudian keringkan dengan handuk
kering dan bersih.
2. Minta
ibu untuk berkemih dan mencuci area genitalia (jika ibu belum melakukannya)
dengan bersih.
3. Jelaskan
pada ibu setiap langkah yang akan dilakukan selama pemeriksaan.
4. Anjurkan
ibu untuk rileks.
5. Pastikan
privasi ibu terjaga selama pemeriksaan dilakukan.
B.
Langkah-langkah dalam melakukan pemeriksaan
dalam :
1. Tutupi
badan ibu dengan selimut.
2. Minta
ibu berbaring terlentang dengan lutut ditekuk dan paha dibentangkan (mungkin
akan membantu jika ibu menempelkan kedua telapak kakinya satu sama lain).
3. Gunakan
sarung tangan DTT atau steril saat melakukan pemeriksaan.
4. Gunakan
kasa atau gulungan kapas DTT yang dicelupkan ke air DTT/larutan antiseptic.
Basuh labia secara hati-hati, seka dari bagian depan ke belakang untuk
menghindarkan kontaminasi feses (tinja).
5. Periksa
genitalia eksterna, perhatikan apakah ada luka atau massa (benjolan) termasuk
kondilomata, varikositas vulva atau rectum, atau luka parut diperineum.
C.
Melakukan penilaian terhadap :
1. Cairan
vagina dan tentukan apakah ada bercak darah, perdarahan pervaginam atau
mekonium.
2. Jika
ada perdarahan pervaginam, jangan lakukan pemeriksaan dalam.
3.
Bila ketuban sudah pecah, lihat warna dan bau air ketuban. Jika terlihat
pewarnaan mekonium, nilai apakah kental atau encer dan periksa DJJ
4. Jika
mekonium encer dan DJJ normal, teruskan memantau DJJ dengan seksama menurut
petunjuk pada partograf.
5. Jika
ada tanda-tanda akan terjadi gawat janin, lakukan rujukan segera.
6. Jika
mekonium kental, nilak DJJ dan rujuk segera.
7. Jika
tercium bau busuk, mungkin telah terjadi infeksi.
8. Dengan
hati-hati pilahkan labium majus dengan jari manis dan ibu jari(gunakan tangan
periksa).
9. Masukkan
(hati-hati jari telunjuk yang diikuti oleh jari tengah.
10. Jangan
mengeluarkan kedua jari tersebut sampai pemeriksaan selesai dilakukan.
11. Jika
selaput ketuban belum pecah, jangan melakukan tindakan amniotomi (merobeknya).
Alasannya amniotomi sebelum waktunya dapat meningkatkanresiko infeksi terhadap
ibu dan bayi serta gawat janin.
12. Nila
vagina. Luka parut di vagina mengindikasikan adanya riwayat robekan perineum
atau tindakan episiotomy sebelumnya.
13. Nilai
portio uteri : konsistensi (lunak, kaku) dan posisi.
14. Nilai
pembukaan dan penipisan serviks.
15. Pastikan
tali pusat dan atau bagian-bagian kecil (tangan atau kaki) tidak teraba pada
saat melakukan periksa dalam. Jika teraba maka ikuti langkah-langkah gawat
darurat dan segera rujuk.
16. Nilai
penurunan bagian terbawah janin dan tentukan apakah bagian tersebut telah masuk
ke dalam rongga panggul.
17. Jika
bagian terbawah adalah kepala, pastikan penunjuknya (Ubun-ubun kecil,ubun-ubun
besar atau frontanela magna) dan celah (sutura) digitalis untuk menilai derajat
penyusupan atau tumpang tindih tulang kepala dan apakah ukuran kepala janin
sesuai dengan ukuran jalan lahir.
18. Lakukan
penilaian penurunan kepala terhadap bidang Hodge. Jika bagian terbawah janin
adalah bokong, maka lakukan penilaian penurunan bokong sampai dengan SIAS.
19. Jika
pemeriksaan terbawah sudah lengkap, keluarkan kedua jari pemeriksaan
(hati-hati), celupkan sarung tangan kedalam larutan untuk
dekontaminasi,lapaskan kedua sarung tangan tadi secara terbalik dan rendam dalam
larutan dekontaminan selama 10 menit.
20. Cuci
kedua tangan dan segera keringkan dengan handuk yang bersih dan kering.
21. Bantu
ibu untuk mengambil posisi yang lebih nyaman.
22. Jelaskan
hasil-hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarganya.
Bahaya
pemeriksaan dalam (Vaginal Toucher) :
1. Dapat
menyebabkan perdarahan yang hebat.
2. Peningkatan
resiko terjadinya infeksi.
3. Menimbulkan
his dan kemudian terjadilah partus prematurus.
3.1 KESIMPULAN
Kematian
dan kesakitan ibu di Indonesia masih merupakan masalah yang belum dapat
terselesaikan hingga saat ini. Salah satu tindakan yang di lakukan oleh seorang
bidan dalam kala II adalah melakukan Vaginal Toucher (Periksa Dalam) dimana
tindakan ini sangat penting di lakukan untuk memantau keadaan ibu berserta
janinnya.Serta memastikan proses persalinan akan berlangsung aman dan lancar.
Selain
itu jangan pernah mengabaikan kebersihan dalam melakukan pemeriksaan dalam,
apabila ada kesalahan akan berakibat terjadinya perdarahan yang hebat dan
resiko terjadinya infeksi.
Bagian Obstetri & Ginekologi, 1983, Obstetri
Fisiologi, Universitas Padjadjaran Bandung, ELEMAN, Bandung.
JNPK-KR
dkk, 2008, Asuhan Persalinan Normal (APN), HSP, Jakarta.
Sulistyawati Ari, 2011, Asuhan
Kebidanan Pada Masa Kehamilan,Salemba Medika, Jakarta.














Tidak ada komentar:
Posting Komentar